Oleh : Fiti Fadillah (Rayon Tarbiyyah dan Keguruan)
Menjual kehormatan seksualitas bagi wanita dewasa ini seakan-akan sudah menjadi suatu hal yang lumrah, bahkan mereka telah menjadikan itu sebagai profesi. Mengapa hal itu bisa terjadi? Sudah menjadi rahasia umum faktor-faktor yang melatarbelakangi fenomena tersebut. Bahkan tak sedikit fenomena terkait diangkat menjadi sebuah cerita dalam film.
Pada sebuah buku yang mengangkat realita tentang kehidupan para pekerja seks komersial yang berjudul “membongkar seksualitas perempuan yang terbungkam” menggunakan latar daerah, suku dan ras secara gamlang menceritakan satu persatu pekerja seks komersial dengan metode mewawancarai mereka.
Seperti halnya dalam penggalan cerita yang terdapat pada buku tersebut, yakni menceritakan kehidupan seorang mahasiswi kesehatan yang menuturkan bahwa ketika dia melakukan hubungan intim dengan pelanggannya ia selalu memmberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai alat kontrasepsi yang harus digunakan oleh si pelanggan sebelum mereka melakukan.
Dilihat dari latar belakang wanita tersebut bukan semata-mata karena materi, karena ia seorang mahasiswi ia melakukan hal tersebut demi kesenangan dan kebutuhan hal yang sifatnya biologis. Namun imbalan yang ia dapatkan ia gunakan untuk poya-poya.
Jika kita lihat fenomena yang lainnya, menurut pandangan umum dari hal tersebut yang terjadi merupakan efek dominan dari kebutuhan ekonomi yang tidak tercukupi. Mereka enggan seperti itu, namun desakan faktor kebutuhan akan hidup memaksa mereka. Dan baiknya pemerintah yang bertanggung jawab akan fenomena kesenjangan sosial tersebut memberikan program yang bisa membantu mereka seperti halnya membawa mereka ke tempat rehabilitasi, sehingga pada akhirnya mereka dapat menempuh hidup secara lebih layak dari sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar